LATAR BELAKANG ILMU BUDAYA
DASAR
Latar belakang ilmu budaya
dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah cendikiawan mengenai
system pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan system pendidikan
pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. System pendidikan tersebut merupakan
kelanjutan dari politik balas budi yang diajukan oleh Conrad Theodore Van
Deventer. Adapun tujuannya adalah menghasilkan tenaga terampil dalam bidang
administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha
mereka dalam mengeksploitasi kekayaan Negara kita.
Sampai sekarang, system
pendidikan yang terkotak-kotak telah menghasilkan banyak tenaga ahli yang
berpengalaman dalam disiplin ilmu tertentu. Padahal pendidikan itu seharusnya
lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga
yang terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai
sumber utama bagi pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan
adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah social masyarakat yang sangat
kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga dalam masalah budaya. Sehingga
perguruan tinggi Indonesia mampu menghasilkan sarjana yang tidak asing dengan
kehidupan masyarakat serta gejolak perkembangan dan kebutuhannya, dan juga
mengenali dimensi lain di luar disiplin ilmunya. Sebagai ikhtisar untuk tujuan
itu, Ilmu Budaya Dasar diberikan sebagai pelengkap pembentukan sarjana, yang
mampu memecahkan permasalahan yang timbul dalam lingkungan masyarakat.[2]
Latar belakang diberikannya
IBD selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program
pendidikan di Perguruan Tinggi dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana.
Perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai
seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :
· Kemampuan akademis yang merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan
analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, dan analitis, memiliki
kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang
dihadapi, serta mampu menawarkan alternatife pemecahannya.
· Kemampuan profesional yang merupakan kemampuan dalam
bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga
ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang
profesinya.
· Kemampuan personal yang merupakan kemampuan
kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki
pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang
mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai
keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas
dan peka terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarkat Indonesia.
Adapun latar belakang
diberikannya mata kuliah IBD dalam konteks budaya, Negara dan masyarakat
Indonesia berkaitan dengan permasalahannya sebgai berikut :
· Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas
berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam
berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan
primordial, kesukuan dan kedaerahan.
· Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat
yang menimbulkan pergeseran system nilai budaya dan sikap yang mengubah anggota
masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas
social, yang diikuti oleh hubungan interaksi yang bergeser dalam kelompok
masyarakat. Sementara ini, terjadi juga penyesuaian dalam hubungan antar
anggota masyarakat. Dengan demikian, dapat dipahamai bila penggeseran nilai itu
membawa akibat jauh dalam kehidupan berbangsa.
· Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan
transportasi, membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya antarsuku
maupun dengan kebudayaan dari luar. Terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan
asing bukan hanya menyebabkan intensitasnya menjadi lebih besar, tetapi juga
penyebarannya berlangsung dengan cepat dan luas jangkauannya. Terjadilah
perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata
nilai masyarakat, yang sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar