Selasa, 29 Desember 2015

#SIP DISGEN SISTEM INFORMASI


   Hay teman –teman, kembai lgi nih. Kali ini saya akan membuat Deisgn Sistem informasi berbau Psikologi. Pasti dipikiran anda “mana bisa di gambungkan”. Nah.. mana ada yang gak bisa di dunia ini jika kita tidak mau berusaha, memang agak sulit. Tapi saya akan coba. Semngat !!!



   Kali ini saya akan membuat design gangguan makan. Dengar dan simak baik-baik !! untuk anda yang sangat sengaja membuat dirinya lapar dan selalu kurang melihat dirinya. Sesungguhnya Allah memberikan badan untuk dijaga bukan untuk di sakiti.
   Dalam satu di antara banyak Negara, terdapat beberapa orang yang secara sengaja membuat diri mereka sendiri lapar, bahkan terkadang sampai meninggal. Mereka terobsesi dengan berat badan dan bermaksud untuk mencapai citra tubuh yang terlalu kurus. Ada juga yang memiliki siklus dimana mereka makan banyak dan kemudian berkeinginan untuk menghilangkan kelebihan makan mereka, antara lain dengan memuntahkannya. Pola yang yang disfungsional ini adalah dua tipe utama dari gangguan makan, yaitu anoreksia nervosa (anorexia nervosa) dan bulimia nervosa. Ganguan makan (eating disorder) memiliki karakteristik pola makan yang terganggu dan cara yang maladaptif dalam mengontrol berat badan. Seperti gangguan psokologis lainnya, anoreksia dan bulimia sering disertai dengan berbagai bentuk psikopatologi, termasuk depresi, gangguan kecemasan dan gangguan penyalahgunaan Zat. Untuk dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman akan gangguan makan tersebut, maka kami

Siapa saja yang dapat mengalami anoreksia?

   Gangguan makan seperti anoreksia umumnya dialami oleh wanita terutama mereka yang berprofesi sebagai aktor, model, penari dan atlet. Mereka umumnya takut kelihatan gemuk akibat tuntutan profesi yang lebih mementingkan penampilan tubuh.
Penderita anoreksia tampak sangat berprestasi baik di sekolah, olah raga, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Mereka terlihat perfeksionis dengan obsesif, cemas atau gejala depresif. Anoreksia dimulai pada masa pubertas dan dapat muncul kapan saja.

Apa sih penyebab anoreksia?

  Penyebab pasti anoreksia masih belum diketahui namun diduga akibat kombinasi antara karakter pribadi, emosi, dan pola pikir. Faktor biologi dan lingkungan juga berperanan penting atas terjadinya anoreksia.
   Penderita anoreksia sering menggunakan makan dan makanan sebagai cara untuk “melarikan diri” dari tekanan atau stress yang mereka rasakan. Perasaan rendah diri, cemas, marah, selalu kekurangan, kesepian juga memberikan kontribusi terhadap terjadinya anoreksia. Mereka yang mengalami masalah makan umumnya pernah mengalami sejarah buruk dalam hubungan pertemanan atau percintaan yaitu pernah dicampakan akibat kegemukan. Tekanan dari teman teman dan lingkungan sekitar yang tampak langsing dan cantik secara fisik ikut memancing seseorang mengalami anoreksia.
   Gangguan makan juga disebabkan oleh masalah fisik. Perubahan hormonal yang mengendalikan masalah mood, selera makan, pikiran dan memori diduga berperanan atas terjadinya gangguan makan. Penderita anoreksia sering berasal dari keluarga yang salah satu anggotanya juga menderita anoreksia sehingga faktor genetik juga berperanan.

Teori

    Menurut pandangan Erikson, remaja berada pada tahap masa krisis identitas (crisis of identity), hal ini mendorong remaja untuk mencari jati diri (identitas diri), caranya dengan mewujudkan keinginannya agar menjadi seseorang individu yang “sempurna”, secara intelektual, kepribadian, maupun dalam penampilan fisiknya. Untuk dapat tampil menawan dan menarik hati bagi lawan jenis, maka salah satu upayanya adalah berusaha memiliki bentuk tubuh yang ideal, misalnya dengan mengatur pola makan. Namun, seringkali banyak remaja yang dihantui oleh kekhawatiran maupun kecemasan bahwa ia akan mengalami kegagalan dari usaha tersebut. Dikarenakan mereka ingin menghindari agar dirinya tidak sampai mengalami kegemukan.


    Rasa khawatir yang berlebihan ini, menyebabkan individu melakukan diet atau pantangan terhadap pola kebiasaan makan secara ketat. Apabila mereka merasa lapar, dirinya tidak segera makan, namun dibiarkan agar tetap merasa lapar. Bila ia merasa berhasil bertahan untuk tidak makan, maka ia kana merasa bangga atau senang bahkan puas. Demikian hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Akan tetapi, karena ketidak tahuan dirinya tentang pola makan yang baik, sehingga sampai mengganggu pola pengaturan makannya, akibatnya remaja justru mengalami gangguan makan (eating disorder), misalnyaanorexia dan bulimia nervosa (santrock, 1995).

Sistem pakar untuk mengetes apakah seseorang mengalami masalah pada makan atau tidak dan berikut caranya :
Gambar 1.1 Arsitektur Sistem Pakar

   Pada gambar diatas menjelaskan proses penggunaan sistem pakar. Dimana pengguna menggunakan PC,Leptop, dan HP untuk terhubung dengan internet. Seseorang (user) membuka website sesui permintaan User ke website server. Kemudian website server akan membuka data base dan data base akan menampilkan kembali ke website dalam bentuk yang mudah di pahami oleh pemintanya.

Kemudian akan saya ditampilkan use case sistem pakar dalam bentuk tes untuk mengidap gangguan makan, berikut gambarnya  use case sistem pakar, berikut gambar :

Gambar 1.2. Use case sistem pakar

   Untuk melakukan tes ini, pengguna diharuskan terkoneksi dengan internet kemudian membuka alam websitenya. Setelah pengguna membuka websitenya, lalu akan muncul menu yang sudah tersedia (hanya untuk pengguna).
   Agar pengguna dapat mengakses tes gangguan ini, pengguna harus mengisi data diri terlebih dahulu lalu setelah sudah mengisi, akan muncul tanda tes, dan pengguna di minta untuk melakukan serangkain tes yang tersedia, kemudian akan mucul pertanyaan yang terkait dengan gangguan –gangguan makan, ciri-ciri gangguan makan dll. Setelah pengguna sudah menyelesaikan rangkain pertanyaan, pengguna akan ditampilkan hasil tesnya, lalu akan melihat informasi dan tips apa saja untuk meminimalisi terjadinya gangguan tersebut.

Gambar use case ini hanya boleh melakukan aktivitas untuk admin, berikut gambar :

Gambar.1.3. Use case sistem pakar untuk admin


Berikut gambar struktur website sistem pakar :

Gambar.1.4 Struktur sistem pakar

Tampilan Website

1.  LOGIN


2. Informasi 


3.  Pengisian Indetitas


4. Pertanyaan

5. Hasil

Usai sudah pertemuan kita, tentang rancangan gangguan makan kali ini. Semoga bermanfaat :)


> Sumber

Erikson., E. H. (1989). Identitas dan Siklus Hidup Manusia. Bunga Rampai terjemahan : Agung Cremers. Jakarta : PT. Gramedia.
Jhon W. Santrock.(1995). Life-Span Development, 13th Edition.Description: http://ir-na.amazon-adsystem.com/e/ir?t=education0b8-20&l=as2&o=1&a=0073532096 University of Texas at Dallas : GP Press Group.

Deteksi gangguan makan


Terimakasih anda sudah mengikuti rangkain pertanyaan ini.
Info data anda akan kami jaga dan tips cara mengindarinya kami akan berikan lewat via pesan dan email dalam waktu 1 hari.

Lanjutkan....













a

Selasa, 28 Oktober 2014

Review Jurnal

PENULIS       : WENDI AMSURI NASUTION
TANGGAL    : 2 JUNI 2013
JUDUL     :PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP       KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. KARYA DELI STELINDO            MEDAN
JURNAL        : MANAJEMEN BISNIS
VOL                : VOLUME 20

ABSTRAK

Karya Deli Stelindo Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri stainles steel, baja dan fiber. Dalam menjalankan aktivitas operasionalnya perusahaan senantiasa mengharapkan tingkat kepuasan kerja karyawan yang maksimal agar dapat bekerja dengan optimal. Masalah yang ada di perusahaan adalah kompensasi yang diberikan belum memenuhi harapan mereka misalnya gaji karyawan belum cukup memenuhi kebutuhannya, perusahaan jarang memberikan bonus kepada karyawan yang berprestasi, tunjangan kesehatan sulit diperoleh karyawan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan korelasi product moment, regresi berganda dan uji F dan uji t. Hasil uji F dan uji t menunjukan bahwa kompensasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja

LATAR BELAKANG

Bagi organisasi / perusahaan, kompensasi memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Pengalaman menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak memadai dapat menurunkan prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan, bahkan dapat menyebabkan karyawan yang potensial keluar dari perusahaan.
Menurut Nawawi (2009:315) mengatakan : “Kompensasi bagi organisasi/perusahaan berarti penghargaan/ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja”.
Mathis dan Jackson (2002:119) menyatakan “ ada dua bentuk kompensasi karyawan, yaitu bentuk financial yang merupakan upah dan gaji, bentuk kompensasi yang non financial yang merupakan tunjangan karyawan”.
Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang melaksanakan kegiatankegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Tujuan tersebut dapat berupa tujuan pribadi anggota organisasi dan tujuan global organisasi.
Handoko (2008:193) mengatakan : “Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka”.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian telah dilakukan.Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah PT Karya Deli Stelindo Medan di Jl. K.L.Yos Sudarso no.3 Blok B km.10.5 Mabar, Sumatera Utara, Indonesia. Waktu penelitian ini direncanakan dari bulan Februari 2013 sampai dengan Agustus 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif setelah memenuhi asumsi klasik menyangkut normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas,dan analisis regresi berganda .Penarikan kesimpulan atas hipotesis dilakukan dengan cara uji t dan uji f pada level signifikan 5%. Keseluhan tabulasi dan pengelolaan data menggunakan software SPSS versi 18.

HASIL

        Dari hasil pengujian, koefisien korelasi didapat besar R sebesar 0,609. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel kompensasi (X1) dan lingkungan kerja (X2) menjelaskan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) pada PT Karya Deli Stelindo Medan sebesar 60.9%. Sedangkan sisanya sebesar 39.1% merupakan pengaruh dari variabel bebas lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukan variabel kompensasi dan lingkungan kerja menunjukan hubungan yang positif (searah).  Variabel kompensasi mempengaruhi kepuasan kerja sebesar 0,544 dan lingkungan kerja mempengaruhi kepuasan kerja sebesar 0,426 berarti faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja adalah kompensasi.

SARAN 

1.      Perusahaan diharapkan dalam pemberian kompensasi benar-benar dilakukan secara adil dan layak, dengan demikian diharapkan akan menciptakan kepuasan kerja yang tinggi agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
2.      Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang tinggi, maka lingkungan kerja di perusahaan harus lebih diperhatikan agar lebih nyaman lagi sehingga karyawan merasa puas dalam bekerja.

3.       Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan,diharapkan agar perusahaan dapat menyediakan perlengkapan kerja dengan teknologi yang lebih modern.

Senin, 15 Oktober 2012


LATAR BELAKANG ILMU BUDAYA DASAR

 Latar belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah cendikiawan mengenai system pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan system pendidikan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. System pendidikan tersebut merupakan kelanjutan dari politik balas budi yang diajukan oleh Conrad Theodore Van Deventer. Adapun tujuannya adalah menghasilkan tenaga terampil dalam bidang administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha mereka dalam mengeksploitasi kekayaan Negara kita.
Sampai sekarang, system pendidikan yang terkotak-kotak telah menghasilkan banyak tenaga ahli yang berpengalaman dalam disiplin ilmu tertentu. Padahal pendidikan itu seharusnya lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga yang terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai sumber utama bagi pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah social masyarakat yang sangat kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga dalam masalah budaya. Sehingga perguruan tinggi Indonesia mampu menghasilkan sarjana yang tidak asing dengan kehidupan masyarakat serta gejolak perkembangan dan kebutuhannya, dan juga mengenali dimensi lain di luar disiplin ilmunya. Sebagai ikhtisar untuk tujuan itu, Ilmu Budaya Dasar diberikan sebagai pelengkap pembentukan sarjana, yang mampu memecahkan permasalahan yang timbul dalam lingkungan masyarakat.[2]
Latar belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana. Perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :
·         Kemampuan akademis yang merupakan kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatife pemecahannya.
·         Kemampuan profesional yang merupakan kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
·         Kemampuan personal yang merupakan kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan peka terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarkat Indonesia.

Adapun latar belakang diberikannya mata kuliah IBD dalam konteks budaya, Negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahannya sebgai berikut :
·         Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.
·         Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat yang menimbulkan pergeseran system nilai budaya dan sikap yang mengubah anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas social, yang diikuti oleh hubungan interaksi yang bergeser dalam kelompok masyarakat. Sementara ini, terjadi juga penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dengan demikian, dapat dipahamai bila penggeseran nilai itu membawa akibat jauh dalam kehidupan berbangsa.
·         Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi, membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya antarsuku maupun dengan kebudayaan dari luar. Terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan asing bukan hanya menyebabkan intensitasnya menjadi lebih besar, tetapi juga penyebarannya berlangsung dengan cepat dan luas jangkauannya. Terjadilah perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat, yang sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.


Selasa, 02 Oktober 2012

Ilmu Budaya Dasar

Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Secara sederhana IBD (Ilmu Budaya Dasar) adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.


Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah (natural scince). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas.
2. Ilmu-ilmu sosial (social scince). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
3. Pengetahuan budaya (the humanities) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin), seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
4. Menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah:
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD.
Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :
1.Manusia dan cinta kasih.
2.Manusia dan Keindahan.
3.Manusia dan Penderitaan.
4.Manusia dan Keadilan.
5.Manusia dan Pandangan hidup.
6.Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian.
7.Manusia dan kegelisahan.
8.Manusia dan harapan.

Artikel Terkait

More on this category »